Search This Blog

Monday, June 14, 2010

Menjaga Suasana Hati Tetap Positif

Emosi dan suasana hati adalah dua hal yang berbeda, namun keduanya selalu berjalan seiring. Suasana hati memengaruhi perhatian kita. Dan yang lebih penting lagi untuk diketahui, suasana hati akan menentukan apakah kita dapat menghadapi tantangan dan risiko atau menjadi kehilangan keyakinan dan optimisme.

Masyarakat secara umum dapat merasakan perbedaan antara suasana hati (mood) yang baik dan suasana hati yang buruk. Kita sering mendengar orang mengatakan: "Lagi bad mood nih..."; dan biasanya ungkapan seperti itu dikaitkan dengan kesiapan untuk melakukan suatu aktivitas.

Mereka yang suasana hatinya sedang tidak baik, biasanya enggan melakukan aktivitas yang memerlukan banyak energi fisik ataupun mental. Di sisi lain, orang yang suasana hatinya sedang baik, dapat kita bayangkan, ia melakukan aktivitasnya dengan riang, dengan perhatian penuh, dan siap membantu orang lain.

Kita secara umum juga dapat membedakan antara emosi positif dengan emosi negatif. Mengenai emosi positif kita cenderung menunjuk pada rasa senang, bahagia; dan mengenai emosi negatif kita cenderung menunjuk rasa sedih, marah, kecewa, dsb.

Bagaimana mengenai perbedaan antara suasana hati dengan emosi? Apakah dapat dinyatakan bahwa suasana hati itu berbeda dengan emosi; ataukah kita nyatakan bahwa suasana hati itu sama saja dengan emosi?

Telaah psikologi menyatakan bahwa dua hal itu tidak sama. Tentang suasana hati, seperti halnya emosi, memiliki peran penting terhadap kesejahteraan psikis kita. Khususnya suasana hati yang baik (positif) memberikan banyak keuntungan.

Tidak sama dengan emosi

Suasana hati tidak sama dengan emosi, namun para ahli kurang sepakat mengenai perbedaannya. Sebagian berpendapat bahwa suasana hati adalah bentuk emosi yang lebih lunak, dan sebagian lainnya melihat keduanya merupakan entitas yang berbeda, masing-masing melayani tujuan khusus.

Meski demikian, seperti dijelaskan oleh Compton dalam bukunya Positif Psychology semua setuju bahwa suasana hati berlangsung lebih lama, lebih global, dan lebih dapat menjalar (pervasive) daripada emosi. Fokus emosi adalah perasaan yang tampak secara cepat - namun juga mungkin tidak tampak - dalam respon terhadap peristiwa di lingkungan. Sementara suasana hati menjalar secara lebih merata dan dengan tone yang lebih stabil, meski lingkungan berubah.

Jadi, seperti yang kita lihat pada orang yang sedang marah atau sebaliknya sedang senang, emosi orang itu merupakan perasaan yang muncul sebagai reaksi atas suatu peristiwa yang dihadapinya. Emosi dapat menguat atau mereda dalam waktu yang cepat.

Sementara suasana hati berlangsung lebih lama dan dapat dipicu oleh keadaan emosi tertentu. Contohnya, ketika kita menerima berita kematian orang yang yang kita sayangi, tentu saja kita menjadi sedih/ berduka, dan selanjutnya kesedihan kita akan membuat suasana hati kita menjadi buruk sepanjang hari, bahkan mungkin berhari-hari.

Meskipun tampak berkaitan erat dengan emosi, suasana hati tidak selalu berkembang karena peristiwa emosional. Fluktuasi suasana hati sehari-hari juga berhubungan dengan ritme biologis.

Seperti kita ketahui, ada orang yang secara biologis merasa prima pada pagi hari dan merasa kehabisan tenaga pada malam hari; ada pula orang yang merasa prima pada malam hari setelah istirahat petang dan loyo pada sore hari, dll. Dalam keadaan biologis yang prima itulah biasanya kita mengalami suasana hati yang baik.

Suasana hati seperti halnya emosi, sebagian disebabkan bagaimana kita berpikir mengenai dunia. Contohnya, teman kita Rony tiba-tiba naik pitam ketika mengira dirinya dihina. Dalam hal ini Rony mengalami emosi marah.

Dalam suasana hati, proses pikiran mencakup bagaimana harapan kita mengenai potensi emosi positif atau negatif (yang kita alami) untuk masa depan kita. Contohnya, bila dalam kemarahannya Rony berpikir bahwa sepanjang hidupnya tidak ada orang yang menghargai dirinya, suasana hatinya menjadi buruk sepanjang hari.

Mengingat bahwa harapan menyangkut keyakinan pribadi, suasana hati tidak tergantung pada "fakta/kenyataan". Suasana hati Rony dalam keadaan buruk karena ia berpikir bahwa tidak ada orang yang menghargai dirinya.

Padahal, kenyataannya mungkin saja ada teman atau saudaranya yang sangat menghargainya. Meski tidak tergantung fakta, menarik bahwa suasana hati yang baik memberikan berbagai keuntungan bagi kesejahteraan psikis kita.

Keuntungan suasana hati positif

Riset mutakhir menemukan bahwa suasana hati dan emosi memiliki pengaruh yang meyakinkan terhadap berbagai proses psikologis, antara lain memori - perhatian - persepsi - dan pengalaman diri (self). Dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa khususnya kebahagiaan dan suasana hati positif, memungkinkan berkembangnya respon yang lebih adaptif.

Respon adaptif yang dimaksudkan antara lain meningkatkan altruisme (kecenderungan menolong tanpa pamrih pribadi), meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan, meningkatkan kreativitas, dan mengurangi perilaku agresi. Selain itu, suasana hati yang baik juga menghambat ingatan akan hal yang negatif. Suasana hati yang baik juga meningkatkan kualitas hubungan interpersonal dan kepuasan kerja.

Selain keuntungan-keuntungan tersebut, hasil riset juga menunjukkan bahwa terdapat efek suasana hati yang baik terhadap persepsi dan pengambilan keputusan, Seperti halnya terhadap memori. Dalam hal ini kita perlu mengetahui bahwa persepsi dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh memori yang diakses.

Padahal, seperti dinyatakan oleh Compton, bila suasana hati kita baik, kita mengakses data dari "surga"; sedangkan bila suasana hati buruk kita mengakses data dari "neraka".

Penelitian Bower telah membuktikan hal tersebut, yakni bahwa orang yang dalam suasana hati positif cenderung mengingat kembali pengalaman-pengalaman sukses yang pernah dialami, sementara orang yang dalam suasana hati negatif cenderung mengingat kembali pengalaman gagal yang pernah dialami.

Pengaruh suasana hati

Suasana hati memengaruhi perhatian terhadap diri sendiri. Khususnya suasana hati yang buruk, membuat kita memperhatikan pikiran dan perasaan kita sendiri. Seperti dinyatakan oleh Nolen-Hoeksema, ini sama dengan orang yang mengalami neurotisme yang cenderung obsesif memikirkan masalah/situasi.

Bagaimanapun, untuk suasana hati positif, hubungan antara suasana hati dengan perhatian terhadap diri sendiri ini tidak konsisten (Ingat, mood positif meningkatkan altruisme!, dan meningkatnya kesejahteraan berhubungan dengan menurunnya perhatian terhadap diri sendiri).

Seorang peneliti, William Morris, menyatakan sebagai berikut: fungsi dasar suasana hati adalah memberikan informasi kepada kita mengenai kecukupan sumber daya kita untuk menemukan kebutuhan saat ini atau yang akan datang. Bila suasana hati dalam keadaan baik, individu merasa dapat menghadapi tantangan dan risiko; dan bila suasana hati buruk, individu kehilangan keyakinan dan optimisme.

Simpul

Suasana hati tidak sama dengan emosi, namun emosi dan suasana hati selalu berjalan seiring. Suasana hati dapat dipengaruhi oleh emosi, namun juga dipengaruhi oleh ritme biologis.

Seperti halnya emosi, suasana hati dipengaruhi oleh bagaimana pikiran kita terhadap dunia sekeliling kita dan terhadap diri kita sendiri. Bila kita dapat mengendalikan diri untuk selalu berpikir positif dan menjaga vitalitas, kita lebih banyak mengalami emosi positif dan suasana hati yang positif.

Bila emosi kita senantiasa positif, berarti kita bahagia. Bila suasana hati lebih banyak positif, ini bukan saja merupakan pertanda bahwa kita bahagia, melainkan kita juga akan lebih efektif dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan, serta lebih mungkin mengalami kepuasan dalam bekerja.
cbnportal

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...